Cari Blog Ini

Kamis, 30 Mei 2013

COLOID SYSTEM

Kelompok 6 :



  • Ready RizkiAdhitama
  • Reyza Pratama Komala
  • Sarah Aulia Rahmah
  • Widya Naufalinda


XI IPA 1

PEMBUATAN KOLOID

I. STANDAR KOMPETENSI
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari – hari

II. KOMPETENSI DASAR

Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan – bahan yang ada di sekitar

III. TUJUAN
Membedakan serta memahami pembuatan koloid secara dispersi dan kondensasi

IV. TEORI
Ukuran Partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dan partikel suspensi. Oleh karena itu, sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokkan (agregasi) partikel sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersi. Cara pembuatan koloid antara lain :

  1. Cara Kondensasi, yaitu partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan melalui reaksi – reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut
  2. Cara Dispersi, yaitu partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur Bredig)
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat :

  1. Lumpang
  2. Gelas Kimia
  3. Tabung Reaksi dan rak
  4. Pembakar spirtus
  5. Pengaduk kaca
  6. Kaki tiga dan kasa kawat
  7. Gelas Ukur
  8. Labu Erlenmayer
  9. Pipet Tetes
  10. Neraca
B. Bahan :
  1. Gula pasir
  2. Serbuk belerang
  3. Agar – agar
  4. Minyak tanah
  5. Larutan FeCl3 jenuh
  6. Larutan Sabun
  7. Aquadest
  8. Susu
VI. CARA KERJA
Percobaan A : Pembuatan Sol dengan Cara Dispersi
a. Sol belerang dalam air

  1. Campurkan 1 bagian gula dengan 1 bagian belerang, dan gerus dengan alu dan lumpang sampai halus
  2. Ambil 1 bagian campuran dan campurkan dengan 1 bagian gula, lalu gerus sampai halus
  3. Ulangi langkah nomor 2 sampai empat kali. Ambil 1 bagian campuran keempat dan tuangkan campuran itu ke dalam gelas kimia yang berisi 50 ml air. Kemudian aduk campuran ini. Amati hasilnya.
b. Sol agar – agar dalam air
  1. Ambil agar – agar sebanyak 2 spatula kaca dan larutkan ke dalam gelas kimia yang berisi 25 ml air mendidih
  2. Dinginkan campuran itu dan perhatikan apa yang terjadi. Cara ini disebut peptisasi
Percobaan B : Pembuatan sol dengan cara kondensasi
  1. Panaskan 50 ml air dalam gelas kimia 100 ml sampai mendidih
  2. Tambahkan larutan FeCl3 jenuh setetes demi setetes sambil diaduk hingga larutan menjadi merah coklat.
  3. Amati hasilnya
Percobaan C : Pembuatan emulsi
  1. Masukkan 1 ml minyak tanah dan 5 ml air ke dalam suatu tabung reaksi. Guncangkan tabung dengan keras setelah terlebih dahulu disumbat dengan tutup gabus atau karet. Letakkan tabung reaksi di rak
  2. Masukkan 1 ml minyak tanah, 5 ml air dan 15 tetes larutan sabun ke dalam tabung reaksi lain. Guncangkan tabung dengan kuat dan letakkan di rak. Amati kedua tabung tersebut.
Percobaan D : Koagulasi
  1. Masukkan 50 ml susu cair ke dalam gelas kimia 100 ml
  2. Tambahkan 20 tetes asam cuka ke dalamnya
  3. Amati apa yang terjadi pada susu ketika diteteskan asam cuka
VII. HASIL PENGAMATAN
Percobaan
Kegiatan Pembuatan
Hasil
A
a.   Sol Belerang (dispersi)
Air berwarna keruh & terdapat endapan (koloid)

b.   Sol agar – agar (dispersi)
Air berwarna keruh & terdapat endapan (koloid)
B
Sol Fe(OH)3 (kondensasi)
Air dengan FeCl3
C
a.   Campuran air dan minyak tanah
Air dan Minyak tidak tercampur

b.   Campuran minyak tanah, air dan sabun
Air sabun & Minyak tercampur dan menghasilkan busa
D
Susu + Asam Cuka
Susu mengalami koagulasi atau penggumpalan




VIII. PERTANYAAN

1. Jelaskan perbedaan pembuatan koloid secara dispersi dan kondensasi!
Jawab : Cara Dispersi yaitu dengan memperkecil ukuran partikel menjadi ukuran partikel koloid. Sedangkan cara kondensasi yaitu dengan memperbesar ukuran partikel (biasanya larutan) diubah menjadi koloid.

2. Apa fungsi gula dalam pembuatan belerang?
Jawab : Fungsi gula dalam pembuatan sol belerang adalah sebagai zat yang membantu belerang membentuk koloid didalam air karena sifat gula yaitu akan membuat larutan di dalam air.

3. Apa yang terjadi pada saat larutan FeCl3 jenuh diteteskan ke dalam air mendidih? Tuliskan reaksi kimianya!
Jawab : Air dan FeCl3 tercampur dan berubah warna menjadi merah kecoklatan.
Reaksinya : FeCl3 + H2O → Fe(OH)3 + HCl

IX. KESIMPULAN

Dalam pembuatan koloid dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu disperse dan kondensasi. Contoh pembuatan koloid dengan cara dispersi itu antara lain adalah sol belerang & sol agar-agar sedangkan cara kondensasi yaitu pembuatan sol Fe(OH)3.

Hidrolis Garam

Kelompok 6 :


  • Ready RizkiAdhitama
  • Reyza Pratama Komala
  • Sarah Aulia Rahmah
  • Widya Naufalinda
XI IPA 1
HIDROLISIS GARAM
I. Standar Kompetensi 
Memahami sifat – sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan terapannya
II. Kompetensi Dasar 
Menentukan jenis garam yang  mengalami hidrolisis dalam air dan  pH larutan garam tersebut
III. Tujuan  
Untuk mengetahui sifat larutan garam yang terhidrolisis
 IV. Teori                            :
Hidrolisis adalah  peristiwa penguraian garam oleh air membentuk basa dan asamnya kembali. Larutan garam ada yang bersifat asam, basa atau netral, tergantung dari asam – basa penyusunnya.
a.    Garam yang terbentuk dari asam lemah  dan basa kuat mengalami hidrolisis sebagian (hidrolisis sebagian)
b.    Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah juga mengalami hidrolisis sebagian
c.    Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total.
Garam yang terbentuk dari basa kuat dan asam kuat dalam larutan tidak mengalami hidrolisis sehingga konsentrasi ion H+ dan OH- dalam larutan  adalah sama dan larutan garam ini bersifat netral (pH = 7)
Untuk mengetahui  sifat larutan garam, dapat dilakukan melalui kegiatan berikut :
V. Alat dan Bahan           :
1.   Lempeng Tetes
2.   Pipet Tetes
3.   Kertas Lakmus merah dan Biru
4.   Larutan KCl 1 M
5.   Larutan NaCH3COO 1 M
6.   Larutan NH4Cl 1 M
7.   Larutan Na2CO3 1 M
8.   Larutan Al2(SO4)3 1 M
VI. Cara Kerja       :
1.   Siapkan masing – masing larutan
2.   Setiap larutan diteteskan dalam lempeng tetes sekitar 10 tetes
3.   Periksa larutan dengan mencelupkan kertas saring merah dan biru
4.   Amati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
VII. Hasil Pengamatan      :
No.
Larutan
Perubahan Warna
Sifat
Lakmus Merah
Lakmus Biru
1.
KCl
Tdk berubah
Tdk berubah
Netral
2.
NaCH3COO
Berubah
Tdk berubah
Basa
3.
NH4Cl
Tdk berubah
Berubah
Asam
4.
Na2CO3
Berubah
Tdk berubah
Basa
5.
Al2(SO4)3
Tdk berubah
Berubah
Asam
VIII. Pertanyaan     :
1.    Garam manakah yang mengalami hidrolisis sebagian dan garam yang tidak terhidrolisis?
=  Hidrolisis sebagian yaitu NaCH3COO, NH4Cl, Na2CO3, Al2(SO4)3 sedangkan yang tidak terhidrolisis adalah KCl
2.    Tuliskan reaksi garam yang mengalami hidrolisis !
a. NaCH₃COO → Na+ + CH3COO-
CH3COO- + H2O ↔ CH3COOH + OH-
b. NH4Cl → NH4+   + Cl-
NH4+ + H2O ↔ NH4OH + H+
c. Na2CO3 → 2Na+ + CO3²-
CO3²- + H2O ↔ H2CO3 + OH-
d. Al2(SO4)3₃ → 2Al³+ + SO4²-
Al³+ + H2O ↔ Al(OH)3₃ + H+
IX. Kesimpulan     : Dari kelima garam yang dilakukan percobaan, tidak semua garam dapat terhidrolisis dan dari kelima garam tersssebut dapat diketahui bahwa garam-garam yang dapat terhidrolis diantaranya adalah NaCH3COO, NH4Cl, Na2CO3, Al2(SO4)3, sedangkan KCl merupakan garam yang tidak dapat terhidrolisis karena tersusun dari asam kuat dan basa kuat.
X. Sumber           :
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2 Jilid 2 B. Penerbit Erlangga. Jakarta
Sutresna, Nana. 2008. Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas XI SMA/MA Jilid 2.  Penerbit Grafindo Media Pratama. Bandung

MENGAMATI SIFAT GARAM SUKAR LARUT

Kelompok 6 :


  • Ready RizkiAdhitama
  • Reyza Pratama Komala
  • Sarah Aulia Rahmah
  • Widya Naufalinda
Kompetensi  Dasar
Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan
I. Tujuan
Membuat garam yang sukar larut dalam air
II.  Alat dan Bahan        :
1. Rak tabung reaksi
2. Tabung Reaksi
3. Pipet Tetes
4. Larutan AgNO3 0,1 M
5. Larutan BaCl2 0,1 M
6. Larutan Na2SO4 0,1 M
7. Larutan NaCl 0,1 M
8. Larutan K2CrO4 0,1 M
III. Cara Kerja                 :
Percobaan A      :
1.  Masukkan  larutan  NaCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2. Tambahkan 5 tetes larutan AgNO3 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaCl. Amati dan catat perubahan yang terjadi
Percobaan B       :
1.  Masukkan larutan Na2SO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2.  Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan Na2SO4. Amati dan catat perubahan yang terjadi
Percobaan C       :
1. Masukkan larutan AgNO3 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2.  Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan AgNO3. Amati dan catat perubahan yang terjadi
Percobaan D      :
1. Masukkan larutan BaCl2 0,1 M ke dalam tabung reaksi setinggi ± 2 cm  dengan menggunakan pipet tetes
2. Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi BaCl2. Amati dan catat perubahan yang terjadi
IV.    Hasil Pengamatan                      :
Percobaan
Pencampuran
Pengamatan (Hasil yang terjadi setelah reaksi)
A
AgNO3 + NaCl
Terbentuk endapan berwarna putih
B
Na2SO4 + K2CrO4
Tidak terbentuk endapan
C
AgNO3 + K2CrO4
Terbentuk endapan berwarna merah
D
BaCl2 + K2CrO4
Terbentuk endapan berwarna kuning
V.         Pertanyaan   :
1.    Tuliskan persamaan reaksi ion yang terjadi pada percobaan A, B, C dan D!
a. AgNO₃ + NaCl → AgCl + NaNO₃
terdiri dari ion : [Ag+] [NO₃-] [Na+] dan [Cl-]
b. Na2SO4 + K2CrO4 → Na2CrO4 + KSO4
terdiri dari ion : [2Na+] [SO₄²-] [2K+] dan [CrO₄²-]
c. AgNO₃ + K₂CrO₄ → Ag₂CrO₄ + KNO₃
terdiri dari ion : [Ag+] [NO₃-] [2K+] [CrO₄²-] [K+] dan [2Ag+]
d. BaCl₂ + K₂CrO₄ → BaCrO₄ + KCl
terdiri dari ion : [Ba²+] [2Cl-] [2K+] [CrO₄²-] [K+] dan [Cl-]
2. Tuliskan nama dan rumus kimia keempat elektrolit sukar larut yang terbentuk pada percobaan ini!
AgCl          = Perak Klorida
Na2CrO4    = Natrium Kromat
Ag₂CrO₄    = Perak Kromat
BaCrO₄     = Barium Kromat
3.    Bagaimana rumus Ksp keempat elektrolit pada pertanyaan no.1 terhadap:
a.       Konsentrasi
ksp AgCl = [Ag+] [Cl-]
ksp Na2CrO4 = [2Na+]² [CrO₄²-]
ksp Ag₂CrO₄ = [2Ag+]² [CrO₄²-]
ksp BaCrO₄ = [Ba²+] [CrO₄²-]
b.      Kelarutan
ksp AgCl = s²
ksp Na2CrO4 = 4s³
ksp Ag₂CrO₄ = 4s³
ksp BaCrO₄ = s²
4.    Diketahui data Ksp sebagai berikut:
Senyawa
Ksp
AgCl
1,7 x 10-10
Ag2CrO4
1,9 x 10-12


a.    Hitunglah kelarutan AgCl dan Ag2CrO4 dalam 1 liter air murni (dalam g/L air)
NaCl = [Na+] [Cl-]
0,1          0,1   0,1
Ksp AgCl = [Ag+] [Cl-]
1,7 x 10-10 =     s      0,1
S = 1,7 x 10-9 M                      
b.   Hitunglah kelarutan AgCl dalam 1 liter NaCl 0,1 M (dalam mol/L)
1. ksp AgCl = s2
1,7 x 10-10 = s2
S = √1,7 x10-10
S = 1,3 x 10ˉ5 M
2. Ksp Ag2CrO4 = 4s³
1,9 x 10-12 = 4s³
475 x 10-15 = s³
S = √475 x 1015
S = 7,8 x 10-5 M
c.    Hitunglah kelarutan Ag2CrO4 dalam 1 liter AgNO3 0,1 M (dalam mol/L)
AgNO₃ = Ag⁺ + NO₃⁻
             = Ag= 0,1 . 1 =0,1
Ksp Ag₂CrO₄ = [2Ag⁺]² [CrO₄²⁻]
  1,9 X 10⁻¹²   = [0,1]² . S
         S           = 1,9 X 10⁻¹²  ̸ 1 x 10⁻²
                      = 1,9 x 10⁻¹°
VI.Kesimpulan : Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah kalian lakukan !
Jawab:
Jadi kesimpulannya adalah untuk membuat kelarutannya, dihitung dari nilai X + Y nya . 
Jika QSP > KSP maka mengendap, 
QSP<KSP maka terlarut 
QSP = KSP maka tepat jenuh.
VI.Kesimpulan : Untuk membuat suatu kelarutan dapat dihitung dari nilai X + Y-nya. Jika Qsp > Ksp maka akan terjadi pengendapan, jika Qsp < Ksp maka akan larut dan jika Qsp = Ksp maka akan tepat jenuh.

Laporan Praktikum Asam-Basa

Kelompok 6 :


  • Ready RizkiAdhitama
  • Reyza Pratama Komala
  • Sarah Aulia Rahmah
  • Widya Naufalinda
Kelas XI IPA 1

Memperkirakan pH larutan dengan beberapa indicator
A. Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan penerapannya

B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan teori – teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan

C. Teori
Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa dapat dilakukan dengan menggunakan indicator kertas lakmus. Namun, apabila ingin mengetahui berapa pH suatu larutan diperlukan indicator universal atau pH meter. Ada juga cara lain, yaitu dengan menguji larutan terebut dengan beberapa larutan tersebut dengan beberapa indicator yang telah diketahui trayek pH nya seperti pada tabel .trayek pH dan perubahan warna beberapa larutan indicator.

No.
Indikator
Perubahan Warna
Trayek pH
1.
Metil Jingga
Merah – Kuning
2,9 – 4,0
2.
Metil Merah
Merah – Kuning
4,2 – 6,3
3.
Bromtimol Biru
Kuning – Biru
6,0 – 7,6
4.
Fenolftalein
Tak berwarna – Merah
8,3 – 10,0
5.
Lakmus
Merah – biru
5,5 – 8,0

Indikator asam dan basa adalah zat yang dapat memberikan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa. Melalui perbedaan warna tersebut akhirnya dapat diperkirakan kisaran pH suatu larutan. Trayek perubahan warna adalah batasan pH dimana terjadi perubahan warna indikator. Salah satu indikator yang umum digunakan dalam pengujian larutan asam dan basa adalah kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari 2 warna yaitu lakmus biru dan lakmus merah. Jika larutan bersifat asam, maka kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah tidak akan berubah warna (tetap berwarna merah). Jika suatu larutan bersifat basa, maka kertas lakmus biru tidak akan berubah warna (tetap biru) sedangkan kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru. Namun jika tidak terjadi perubahan warna kertas lakmus (lakmus biru tetap biru dan lakmus merah tetap merah) maka larutan tersebut bersifat netral.

D. Tujuan : Memperkirakan pH beberapa larutan dengan menggunakan kertas lakmus dan beberapa larutan indicator asam basa

E. Alat dan Bahan

  • Tabung Reaksi
  • Pipet Tetes
  • Rak Tabung
  • Larutan A, B, C
  • Air sumur
  • Air sungai
  • Air Cucian Beras
  • Air Sabun
  • Air Kelapa
  • Air Teh
  • Larutan Indikator Asam Basa : MM, MJ, BTB dan PP

F. Cara Kerja
  1. Memasukkan masing – masing larutan yang akan diperiksa ke dalam tabung reaksi sebanyak 1/4 tabung
  2. Menguji sifat larutan dengan kertas lakmus merah dan biru, catat perubahan warna yang terjadi
  3. Memasukkan larutan A ke dalam empat buah tabung reaksi sebanyak 1/4 tabung
  4. Meneteskan dengan menggunakan pipet tetes larutan indicator Metil Merah pada tabung 1, Metil Jingga pada tabung 2, Bromo Timol Biru pada tabung 3 dan Fenol Ftalein pada tabung 4
  5. Mengamati perubahan warna yang terjadi
  6. Melakukan hal yang sama (langkah 3 – 5) pada larutan yang lain

G. Hasil Pengamatan
1. Pengujian dengan kertas lakmus
No.
Larutan
Perubahan Warna
Perkiraan pH
Lakmus Merah
Lakmus Biru
1.
A
Jadi Biru
Tetap
Basa (8,0)
2.
B
Tetap
Tetap
Netral (7,0)
3.
C
Tetap
Jadi Merah
Asam (5,5)
4.
Air Sumur
Tetap
Jadi Merah
Asam (5,5)
5.
Air Sungai
Tetap
Jadi Merah
Netral (7,0)
6.
Air Sabun
Jadi Biru
Tetap
Basa (8,0)
7.
Air Teh
Tetap
Tetap
Netral (7,0)
8.
Air Cucian Beras
Tetap
Jadi Merah
Asam (5,5)
9.
Air Kelapa
Tetap
Jadi Merah
Asam (5,5)

Pengujian dengan larutan indicator
No.
Larutan
Perubahan Warna
Perkiraan pH
MM
MJ
BTB
PP
1.
A
Kuning
Oranye
Biru
Ungu
10,0
2.
B
Merah
Oranye
Hijau
Tdk berwarna
4,0
3.
C
Merah
Merah
Merah
Tdk berwarna
4,0
4.
Air Sumur
Oranye
Oranye
Hijau
Tdk berwarna
6,3
5.
Air Sungai
Kuning
Oranye
Hijau
Tdk Berwarna
6,3
6.
Air Sabun
Kuning
Oranye
Biru
Tdk berwarna
7,6
7.
Air Teh
Oranye
Kuning
Hijau
Kuning
6,3
8.
Air Cucian Beras
Kuning
Oranye
Hijau
Tdk berwarna
6,3
9.
Air Kelapa
Merah
Oranye
Kuning
Tdk berwarna
4,0


H. Pembahasan
1. Sebutkan larutan apa saja yang bersifat asam, basa dan netral!
Jawab :
Asam (Larutan C, Air Sumur, Air Cucian Beras dan Air Kelapa)
Basa (Larutan A dan Air Sabun)
Netral (Larutan B, Air Sungai dan Air Teh)

2. Bagaimanakah nilai pH untuk larutan yang bersifat asam, basa dan netral?
Jawab :
pH asam adalah antara 1 (kuat) – 6 (lemah)
pH basa adalah antara 8 (lemah) – 14 (kuat)
pH netral adalah 7

I. Kesimpulan : Setelah melakukan percobaan menggunakan kertas lakmus serta menggunakan larutan-larutan diatas dapat diketahui bahwa larutan C, Air Sumur, Air Cucian Beras dan Air Kelapa memiliki pH dibawah 7 yang artinya adalah bersifat asam. Untuk larutan A dan Air Sabun memiliki pH diatas 7 yang artinya bersifat basa, sedangkan larutan B, Air Sungai dan Air Teh bersifat netral karena memiliki pH 7.
Tetapi saat dilakukan percobaan menggunakan larutan indicator (MM. MJ, BTB, PP) ada beberapa larutan yang hasilnya berbeda seperti larutan B, Air sungai dan Air Teh yang menunjukkan pH dibawah 7 yaitu 4,0 untuk larutan B dan 6,3 untuk Air Sungai dan juga Air Teh.
Mungkin pada saat percobaan ada beberapa kesalahan yang terjadi :)