Cari Blog Ini

Kamis, 21 Maret 2013

Laporan Pratikum Titrasi Asam-Basa



Standar kompetensi : memahami sifat larutan asam basa,metode pengukuran dan terapannya.
Kompetensi dasar : menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dan hasil titrasi.
I.                    Tujuan
A.menentukan konsentrasi HCL dan larutan NaOH.
B.menentukan kadar asam asetat dan cuka dapur dengan  titrasi asam basa
       II.           Teori
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan. Dalam titrasi zat yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan disertai penambahan indikator . larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut larutan baku atau larutan tandar. Sedangkan indikator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir yang dikenal dengan istilah titik akhir titrasi.
Berdasarkan pengertian titrasi,maka titrasi asam basa merupakan metode penentuan kadar larutan asam dengan zat peniter (titrant) suatu larutan basa atau penentu kadar larutan basa dengan peniter (titrant) suatu larutan asam , dengan reaksi umum yang terjadi :
Asam + basa       garam + air
Reaksi penetralan ini terjadi pada proses titrasi . titik akhir titrasi adalah kondisi pada saat terjadi perubahan warna dari indikator .titik akhir titrasi diharapkan mendekati ekuivalen titrasi , yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa . dengan demikian pada keadaan tersebut (titik ekuivalen) berlaku hubungan :
Va.Ma.a = Vb.Mb.b
Va = volume asam (L)
Ma =molaritas asam
Vb=Volume basa (L)
Mb= molaritas basa
a=valensi asam b=valensi basa
Pada percobaan ini akan ditentukan konsentrasi HCL dalam molar menggunakan larutan NaOH dan indikator fenolflatein.
titrasi Asam kuat dengan basa kuat
Titrasi larutan HCL 0,1 M oleh larutan NaOH 0,1 M
Reaksi : HCL + NaOH       NaCL + H2O
Percobaan B : penentuan kadar asam asetat dalam cuka dapur
titrasi larutan CH3COOH oleh larutan NaOH 0,1 M
Reaksi : CH3COOH + NaOH           CH3COONa + H2O
Reaksi Ion bersih : CH3COOH + OH-         H2O +CH3COO-
Dalam titrasi ini dipilih indikator PP . Pemilihan  indikator tergantung pada titik setara dan titik akhir titrasi. Indikator PP mempunyai selang pH = 8,3 – 10,0 , pada kondisi asam (pH < 7) , indikator PP tidak memberi perubahan warna , sadang pada kondisi basa (pH > 7) indikator PP memberi warna merah muda.
III.                Alat & Bahan
  1. Alat :
Labu erlenmeyer 250 mL
Pipet volumetrik 10mL
Buret
Labu ukur
Statif & Klem
Corong kecil
Botol semprot
Pipet tetes
Kertas indikator universal
  1. Bahan :
Larutan HCL 0,1 M
Larutan asam cuka
Larutan NaOH 0,1 M
Indikator PP
IV.                Cara kerja
Percobaan A : titrasi asam kuat dan basa kuat
1.ambilah sebanyak 10 mL larutan HCl 0,1 M dengan pipet volumetrik lalu pindahkan ke dalam labu erlenmeyer 250 mL
2. Tambahkan sebanyak 5 tetes indikator PP ke dalam labu erlenmeyer
3. Siapkan buret , statif dan klem
4. Isi buret dengan larutan NaOH 0,1 M tepat ke garis nol
5. Buka kran buret secara perlahan sehingga NaOH tepat mengalir ke dalam labu erlenmeyer
6. Lakukan titrasi hingga didapatkan titik akhir titrasi (pink muda) . selama penambahan NaOH goyangkan labu erlenmeyer agar NaOH merata  ke seluruh larutan . amati perubahan warna yang terjadi . Catat volume NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titk akhir titrasi.
7. Ulangi langkah 1-6 sehinggan didapat 2 data titrasi .
Volume NaOH awal = 25 mL
No.
Volume HCL
Volume NaOH
1
10 mL
7,9 mL
2
10 mL
7,8 mL

 Percobaan B : titrasi asam cuka dengan basa kuat
1.ambillah 10 mL larutan asam cuka dengan pipet volumetrik lalu pindahkan ke dalam labu erlenmeyer 100 mL tambahkan air hingga tanda batas .
2. Pipet sebanyak 10 mL larutan tersebut ke dalam labu erlenmeyer 125 mL tambahkan 5 tetes larutan indikator PP
3.Lakukan titrasi sehingga didapat titik akhir titrasi . catat volume NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi.
4. Ulangi langkah 2 dan 3 hingga diperoleh 2 data titrasi.
Volume NaOH awal = 25 mL
No.
Volume Asam Cuka
Volume NaOH
1
10 mL
1,1 mL
2
10 mL
1,2 mL

VI.                Pertanyaan ;
1.bagaimana perbedaan titrasi A dan B ditinjau dari pH titik ekuivalennya ?
“bahwa asam cuka lebih cepat berubah daripada HCL”
2.hitunglah konsentrasi larutan HCL dengan data percobaan A ?
Va.Ma.a=Vb.Mb.b
10.x.1=7,85.0,1.1
x= 0,785 / 10 = 0,0785 M
3.hitunglah konsentrasi asam cuka dengan data percobaan B ?
Va.Ma.a=fp.Vb.Mb.b
10.x.1=10.0,1.1.1,15
x= 1,15 / 10 = 0,115 M
4.mengapa pada setiap titrasi asam basa diperlukan indikator ?
“untuk mengetahui titik ekuivalen dengan ditandai perubahan warna.”
5.buatlah skema grafik pH larutan terhadap volume larutan NaOH !